Featured Post

Kisah Lengkap Nabi Yusuf ‘Alaihissalam

Gambar
Yusuf ‘Alaihissalam Bermimpi Pada suatu malam ketika Yusuf masih kecil, ia bermimpi dengan mimpi yang menakjubkan. Ia bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan bersujud kepadanya. Ketika ia bangun, maka ia langsung mendatangi ayahnya, Nabi Ya’qub ‘alaihissalam menceritakan mimpinya itu. Ayahnya pun langsung memahami takwilnya, dan bahwa akan terjadi pada anaknya suatu urusan yang besar. Maka ayahnya segera mengingatkan Yusuf agar tidak menceritakan mimpinya itu kepada saudara-saudaranya yang nantinya setan akan merusak hubungan mereka dan berhasad kepadanya atas pemberian Allah itu. Yusuf pun menaati saran ayahnya. Saudara-saudara Yusuf Berniat Buruk Kepada Yusuf Nabi Ya’qub ‘alaihissalam sangat sayang kepada Yusuf sehingga membuat saudara-saudaranya merasa iri dengannya. Mereka pun berkumpul untuk membuat makar kepadanya agar Yusuf dijauhkan dari ayahnya dan kasih sayang itu beralih kepada mereka. Salah seorang di antara mereka mengusulkan untuk membunuh Yusuf atau membuan

Sholat Jum'at Wajib

Sholat Jum'at Wajib

Telah menceritakan kepada kami Ali Ibnul Mundzir berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Malik Al Asyja'i dari Rib'I bin Hirasy dari Hudzaifah dan dari Abu Hazim dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah telah menyesatkan orang-orang sebelum kita di hari jum'at, hari sabtu untuk orang yahudi dan hari ahad untuk orang nashara. Dan mereka akan mengikuti kita hingga hari kiamat, kita terakhir dari penduduk dunia namun pertama dalam penghisaban di akhirat, sebelum mereka. " (Ibnu Majah)


Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Bukair berkata, telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Muhammad dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil dari 'Abdurrahman bin Yazid Al Anshari dari Abu Lubabah bin Abdul Mundzir berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hari jum'at adalah sebaik-baik dan seagung-agung hari. Di sisi Allah ia lebih utama dari iedul adlha dan iedul fithri. Pada hari itu ada lima perkara (besar); pada hari itu Adam dicipta, hari itu ia diturunkan ke bumi, pada hari itu ia diwafatkan, pada hari itu kiamat tiba. Dan pada hari itu tidaklah malaikat, langit, bumi, angin, gunung dan laut kecuali takut karena keagungan hari jum'at. " (Ibnu Majah)


Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami Waki' dari Ubaidah bin Mu'attib Adl Dlabbi dari Ibrahim dari Sahm bin Minjab dari Qaza'ah dari Qartsa' dari Abu Ayyub berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat sebelum zhuhur empat raka'at apabila matahari telah bergeser, dengan tidak memisahkan antara raka'at dengan salam. Beliau bersabda: "Sesungguhnya pintu-pintu langit dibuka apabila matahari sudah tergelincir. " (Ibnu Majah)

Yang lainnya dari Ibnu Majah,

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma'il; telah memberitakan kepada kami Waki' dari 'Ikrimah bin 'Ammar dari Iyas bin Salamah bin Al Akwa' dari Ayahnya, ia berkata; "Kami berperang bersama Abu Bakar melawan suku Hawazin pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu kami mendatangi sumber air milik Bani Fazarah, kemudian kami berhenti sebentar, sehingga ketika waktu pagi tiba, maka kami mengadakan serangan terhadap mereka. Kami mendatangi pemilik mata air lalu kami mengepungnya pada malam hari dan kami bunuh sembilan atau tujuh (penghuni) rumah mereka." (Ibnu Majah)


Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar telah menceritakan kepada kami Waki' dari Zam'ah bin Shalih dari Az Zuhri dari Wahb bin Abd bin Zam'ah dari Ummu Salamah. Dan di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami Zam'ah bin Shalih dari Az Zuhri dari Abdullah bin Wahb bin Zam'ah dari Ummu Salamah dia berkata; "Setahun sebelum wafatnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Abu Bakar pernah keluar berdagang ke negeri Bushra bersama Nu'aiman dan Suwaibith bin Harmalah, -keduanya pernah mengikut perang Badr- ketika itu Nu'aimanlah yang membawa perbekalan, sedangkan Suwaibit adalah orang yang lucu, lalu dia berkata kepada Nu'aiman; "Berilah saya makanan." Nu'aiman menjawab; "Tidak hingga Abu Bakar datang." Oleh karena itu Suwaibith berkata: "Awas, saya akan memberimu pelajaran." Abdullah berkata; "Kemudian mereka melewati perkumpulan orang banyak. Maka Suwaibith berkata; "Wahai orang-orang, belailah dariku seorang budak!." Mereka menjawab; "Ya, saya akan membelinya." Suwaibith berkata; "Dia adalah seorang pemuda yang memiliki lidah berkelit, ia akan mengatakan kepada kalian "saya adalah orang bebas", apabila kalian meninggalkannya karena hal itu, maka biarkanlah dan janganlah kalian mencelakakan budakku." mereka menjawab: "Tidak, bahkan kami akan membelinya darimu." Kemudian mereka membelinya seharga sepuluh Qalais (yaitu; seharga unta muda betina). Setelah itu mereka mendatangi Nu'aiman sambil menaruh surban di lehernya atau seikat tali." Maka Nu'aiman berkata; "Sesungguhnya ia telah mengibuli kalian, sesugguhnya saya adalah orang bebas, bukan seorang budak." Mereka berkata; "Dia telah memberitahu apa yang kamu katakan." lalu mereka membawanya pergi, tidak lama kemudian, datanglah Abu Bakar dan dia diberitahu akan hal itu." Abdullah berkata; "Lalu Abu Bakar segera pergi menemui mereka dan menukar Qala`is milik mereka, dan membawa kembali Nu'aiman. Abdullah berkata; "Ketika mereka tiba, mereka lalu memberitahukan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Abdullah berkata; "Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tertawa, begitu juga dengan para sahabatnya." (Ibnu Majah)

Komentar

Visitor

Online

Related Post